Jakarta, 23 Juni 2025 – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi meluncurkan program bertajuk “Jakarta Tanpa Sampah 2030” pada Senin (23/6) pagi di Balai Kota. Program ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk mengurangi volume sampah di ibu kota hingga 90 persen dalam lima tahun ke depan.
Gubernur DKI Jakarta, Andika Prasetya, dalam sambutannya menyatakan bahwa krisis pengelolaan sampah sudah memasuki tahap genting. “Setiap hari, Jakarta menghasilkan lebih dari 7.000 ton sampah. Ini bukan hanya masalah kebersihan, tapi juga lingkungan dan kesehatan,” ujarnya.
Target Ambisius dan Inovasi Baru
Program ini menargetkan:
- Pengurangan timbunan sampah rumah tangga dan industri sebesar 90 persen pada 2030,
- Penutupan dan transformasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi Tempat Pemrosesan Energi,
- Peluncuran 10.000 bank sampah digital berbasis aplikasi,
- Kerja sama dengan perusahaan teknologi untuk pengolahan sampah menjadi energi (waste-to-energy).
Salah satu terobosan utama adalah integrasi sistem pelaporan sampah berbasis GPS dan foto melalui aplikasi bernama “Bersih Jakarta”, yang kini sudah dapat diunduh gratis oleh warga.
Dukungan Warga dan Tantangan
Program ini mendapat sambutan beragam dari masyarakat. Ketua RT 07 Kelurahan Kramat Jati, Sumarno, mengatakan, “Kalau benar dijalankan dengan pengawasan ketat, saya yakin warga akan mendukung.”
Namun, beberapa pengamat menilai tantangan utama terletak pada perilaku masyarakat dan kesiapan infrastruktur. Direktur Eksekutif Lingkungan Hijau Indonesia, Rani Subekti, menyebut bahwa tanpa pendidikan lingkungan yang konsisten, program ini bisa gagal seperti inisiatif-inisiatif sebelumnya.
Edukasi dan Kolaborasi
Sebagai bagian dari program, Pemprov juga menggandeng 100 sekolah dan kampus untuk mengadakan kampanye dan lomba “Sekolah Minim Sampah”. Selain itu, sektor swasta seperti restoran dan pusat perbelanjaan akan diwajibkan memilah dan mendaur ulang sampah secara mandiri.
Langkah Besar Menuju Jakarta Lebih Bersih
Dengan tantangan urbanisasi yang terus meningkat, “Jakarta Tanpa Sampah 2030” menjadi upaya ambisius yang patut mendapat perhatian semua pihak. Jika dijalankan konsisten dan kolaboratif, bukan tidak mungkin Jakarta bisa menjadi kota besar pertama di Asia Tenggara yang berhasil mengelola sampah secara modern dan berkelanjutan.