Semarang, 23 Juni 2025 — Sebanyak 47 siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Tembalang dilarikan ke Puskesmas setelah mengalami gejala mual, muntah, dan pusing pada Senin pagi. Dugaan sementara, para siswa mengalami keracunan makanan usai menyantap jajanan yang dijual di kantin sekolah.

Insiden terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, tak lama setelah jam istirahat selesai. “Awalnya ada beberapa anak yang mengeluh mual, lalu tiba-tiba ada yang muntah di kelas. Setelah itu bertambah banyak,” kata Windi, salah satu guru kelas 5.

Diperiksa di Puskesmas & RSUD

Sebanyak 30 siswa dirawat di Puskesmas Tembalang, sementara 17 lainnya dirujuk ke RSUD dr. Kariadi untuk pemeriksaan lanjutan. Mayoritas siswa sudah diperbolehkan pulang pada sore hari, namun lima anak masih menjalani observasi karena mengalami dehidrasi.

Pihak sekolah langsung menutup sementara kantin dan menghentikan seluruh aktivitas jual beli makanan di lingkungan sekolah.

Dugaan Sumber Keracunan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Lestari Wahyuningsih, mengatakan timnya telah mengambil sampel makanan dari kantin. “Kami curigai makanan ringan seperti sosis goreng dan minuman dingin yang disimpan tanpa pendingin. Uji laboratorium akan memastikan penyebab pastinya,” ujarnya.

Petugas juga tengah memeriksa izin usaha dan kelayakan bahan pangan yang digunakan oleh penjaja makanan di sekolah.

Orang Tua Desak Pengawasan Ketat

Beberapa orang tua siswa meminta pengawasan yang lebih ketat terhadap kantin sekolah. “Anak saya cuma jajan sosis dan teh manis, tapi langsung sakit. Harusnya ada SOP ketat soal kebersihan makanan,” ujar Mulyono, orang tua murid kelas 3.

Pihak sekolah menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk meninjau ulang kebijakan penyediaan makanan.

Langkah Selanjutnya

Pemkot Semarang menyampaikan komitmen untuk:

  • Meningkatkan pengawasan makanan di sekolah,
  • Menyusun daftar pedagang yang memiliki sertifikasi keamanan pangan,
  • Mewajibkan pelatihan higienitas bagi semua penjaja makanan di lingkungan pendidikan.

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kontrol ketat terhadap makanan di lingkungan sekolah, terutama bagi siswa usia dini yang rentan terhadap kontaminasi makanan.

Penulis: Agus DarmaEditor: Bima Saputra

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.